Selasa, 16 Mei 2017

Pemikiran Mutu Menurut Joseph M. Juran dan W. Edward Deming



PEMIKIRAN MUTU
MENURUT Joseph M. Juran dan W. Edward Deming
(ANALISA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU EL-HAQ BANJARSARI BUDURAN SIDOARJO)
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/2017





Oleh :
M. Rohmad Wahyudi
NIM :
168610800016

Dosen Pembimbing :
Drs. Hidayatullah, M.Si

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah disetujui dan disahkan sebagai tugas semester genap tahun akademik 2016/2017. Dosen pembimbing makalah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan hasilnya dapat diterima

Pada tanggal
………………………………………………..
Mengesahkan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Dosen

Drs. Hidayatullah, M.Si








KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Pendidikan Islam. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan diridhai-Nya.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Mutu Pendidikan Islam” yang mana isinya membahas “Pemikiran Mutu Pendidikan Menurut Joseph M. Juran dan W. Edward Deming dan dianalisa di SD IT EL-HAQ Banjarsari Buduran Sidoarjo”. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada dosen Drs. Hidayatullah, M.Si yang telah memberikan tugas kepada kami. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari dalam proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, yang mana banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan kami menyadari juga, keterbatasan-keterbatasan yang kami miliki. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Syukran katsiir, semoga kebaikan ini selalu mendapat balasan amal shalih dan diridhai Allah SWT. Semoga makalah ini dicatat sebagai suatu amal ibadah dan bermanfaat.

Sidoarjo, Desember 2016
Penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .  . . . .  . . . . . . . . .iii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iv
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
A.    Latar Belakang Masalah. . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
B.     Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6

BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
A.    Pemikiran Mutu Menurut W. Edward Deming . .  . . . . . . . . . . . . . . . . .7
B.     Pemikiran Mutu Menurut Joseph M. Juran . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . .10
C.     Analisa di SDIT EL-HAQ . .  . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 12
 BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .17
A.    Kesimpulan . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .18
B.     Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .18
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Membahas persoalan pendidikan tentunya tidak ada habisnya. Banyak persoalan pendidikan yang dihadapi, tak luput juga bangsa Indonesia yng kita cintai ini. Rendahnya mutu pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah ke atas. Apabila kita bandingkan dengan Negara tetangga, pendidikan yang ada di Indonesia masih tertinggal. Pendidikan yang ada di Indonesia belum dapat dikatakan maju, namun masih dalam tingkat berkembang.
Pemerintah Indonesia sudah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, akan tetapi masih ada beberapa persoalan yang dihadapi di Negara Indonesia. Dari tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki perbedaan permasalahan pendidikan tersendiri. Oleh karena itu, para pelaku pendidikan berusaha meningkatkan mutu pendidikan.
Karena pada dasarnya model pendidikan setiap tahun berubah. Hal ini berkaitan dengan adanya arus globalisasi yang harus mengikuti perkembangan zaman. Apabila pendidikan tersebut berjalan ditempat, tentunya akan jauh tertinggal dengan model pendidikan baik. Keberhasilan pendidikan tak lepas dari kerja sama dari para pelaku pendidikan. Banyak hal yang harus diperhatikan bersama mengenai pendidikan itu sendiri.
Tujuan pendidikan pada tiap-tiap lembaga pendidikan tentunya diperlukan komitmen dan kerja sama yang baik. Baik itu dari kebijakan lembaga itu sendiri dan kebijakan pemerintah. Pendidikan yang bermutu tentunya akan menghasilkan output yang dibutuhkan masyarakat. Proses pembelajarannya pun tidak boleh diabaikan.
Dalam hal ini, kami menganalisa pemikiran mutu menurut Joseph M. Juran dan W. Edward Deming yang ada di sekolah SD IT El-Haq yang terletak di Desa Banjarsari Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sedangkan rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawaban melalui pengumpulan data.[1]
1.      Bagaimana pemikiran mutu menurut W. Edward Deming ?
2.      Bagaimana pemikiran mutu menurut Joseph M. Juran ?
3.      Bagaimana kerelasi analisa mutu pendidikan yang ada di SD IT El-Haq di Desa Banjarsari keecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pemikiran Mutu Menurut W. Edward Deming
Karya terpenting W. Edward Deming, Out Of The Crisis, dipublikasikan pada tahun 1982. Tujuan diterbitkannya buku tersebut adalah mutlak untuk menstranformasikan gaya manajemen Amerika. Manajemen Amerika memerlukan struktur baru secara keseluruhan, dari dasar hingga tingkat ke atas. Deming prihatin terhadap kegagalan manajemen Amerika dalam merencanakan masa depan dan meramalkan persoalan yang belum muncul. Deming melihat bahwa masalah mutu  muncul terletak pada manajemen. Masalah utama dalam dunia industri adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun perencanaan ke depan.[2]
 Menurut Deming, meskipun mutu mencakup kesesuaian antara atribut produk dengan tuntutan kepuasan konsumen, tetapi mutu harus lebih dari itu. Selanjutnya Deming menyebutkan ada empat belas poin penting yang perlu dilakukan untuk mencapai perbaikan mutu, yaitu:
1)        Menciptakan usaha peningkatan produk dan jasa, dengan tujuan agar bisa kompetitif. Sekolah harus memiliki rencana jangka panjang yang didasarkan pada visi masa depan dan inovasi baru dan harus secara terus-menerus berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan sekolah;
2)        Mempelajari dan melaksanakan filosofi baru, baik oleh pemimpin maupun staf. Sekolah tidak akan mampu bersaing jika tetap bertahan dengan yang ada sekarang, sekolah harus membuat perubahan dan mengadopsi metode kerja yang baru;
3)        Hindari ketergantungan pada inspeksi masa untuk mencapai mutu, inspeksi tidak akan menjamin atau meningkatkan mutu. Sekolah perlu memberikan pelatihan kepada para staf tentang teknik-teknik yang dibutuhkan untuk meningkat mutu mereka sendiri;
4)        Mengakhiri praktik kegiatan yang menggunakan penghargaan dengan angka atau uang saja. Harga tidak memiliki arti apa-apa tanpa ukuran mutu;
5)        Memperbaiki secara konstan dan terus-menerus terhadap sistem layanan mutu dan produktivitas;
6)        Membudayakan dan melembagakan pendidikan dan pelatihan untuk perbaikan mutu;
7)        Mengajarkan dan melembagakan kepemimpinan. Kerja manajemen bukanlah mengawasi, melainkan memimpin dan mendorong proses peningkatan mutu yang lebih baik;
8)        Menghilangkan rasa takut agar setiap orang tumbuh kepercayaan dirinya untuk bisa bekerja secara efektif dan produktif;
9)        Menguraikan kendala-kendala antar bidang atau bagian. Masing-masing orang dalam bidang yang berbeda harus dapat bekerja sama dalam sebuah tim yang kompak;
10)    Menghilangkan tekanan-tekanan yang bisa menghambat perkembangan pegawai, sehingga mampu meningkatkan produktivitas;
11)    Menghilangkan standar kerja yang menggunakan kuota berdasarkan angka-angka (numerik). Bekerja yang mendasarkan pada kuota numerik akan menyebabkan terjadinya pemotongan dan penyusutan mutu;
12)    Menghilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan akan keahliannya;
13)    Melembagakan program pendidikan yang meningkatkan semangat dan kualitas kerja; dan
14)    Menempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi menuju sebuah kultur mutu.[3]

Menurut Deming, 14 poin tersebut merupakan intisari dari teori manajemennya. Sementara itu ada lima penyakit yang mematikan. Yang pertama adalah kurangnya konstannya tujuan. Yang kedua adalah pola pikir jangka pendek. Penyakit yang ketiga berkaitan dengan evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau tinjaun kerja tahunan. Hal ini berbahaya menurut Deming, karena para karyawan hanya berusaha mengejar prestasi untuk diri sendiri, bukan untuk sebuah perusahaan.
Penyakit keempat adalah rotasi kerja yang terlalu tinggi. Hal ini berkaitan dengan guru dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya akan berpengaruh pada konsistensi tujuan jangka panjang.apabila sering terjadi pergantian guru, tentunya akan berdampak pada kinerja pencapaian tujuan dalam pendidikan tersebut. Penyakit kelima menurut Deming adalah manajemen yang menggunakan prinsip angka yang tampak. Hal ini berlaku pada hasil dari pada pendidikan tersebut yang mana lebih memfokuskan pada hasil yang berupa nilai. Kesuksesan dalam ujian diukur dengan sebuah nilai. Hal ini pada dasarnya sudah lumrah pada sebuah industry di Amerika.
Menurut Deming kegagalan mutu ada dua sebab, yakni secara “umum” dan “khusus”. Sebab-sebab umum adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan system dari internal. Prosesnya dapat dirubah dari institusi itu sendiri. Dan sebab khusus adalah disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dari. Dari sinilah peran seorang manajer yang memegang kendali dari pada kegagalan sebuah mutu. Total Quality Manajer (TQM) dari seorang manajer, bekerja keras, berkomitmen bersama, bertanggung jawab bersama untuk menyelesaikan sebuah masalah.

B.     Pemikiran Mutu Menurut Joseph M. Juran
Joseph Juran, seperti halnya Deming, adalah pelopor lain revolusi mutu di Jepang. Juran termashur dengan keberhasilannya menciptakan “kesesuaian dengan tujuan dan manfaat”. Ide ini menunjukkan bahwa produk atau jasa yang menghasilkan sudah memenuhi spesifikasi-spesifikasi, namun belum tentu sesuai dengan tujuan. Menurut Juran mutu adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna. Selanjutnya Juran memperkenalkan tiga proses mutu, yaitu:
1)   Perencanaan mutu (quality planning), meliputi: identitas pelanggan, menentukan kebutuhan pelanggan, menentukan karakteristik hasil yang merupakan tanggapan terhadap proses kebutuhan pelanggan, menyusun sasaran mutu, mengembangkan proses yang dapat menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan karakteristik tertentu, dan memperbaiki atau meningkatkan kemampuan proses;
2)   Penjaminan mutu (quality control), terdiri dari: memilih dasar pengendalian, menentukan pengukuran, menyusun pengukuran, menyusun standar kerja, mengukur kinerja yang sesungguhnya, menginterpretasikan perbedaan antara standar dengan data nyata yang terjadi, dan mengambil keputusan atas perbedaan tersebut; dan
3)   Perbaikan dan peningkatan mutu (quality improvement), terdiri dari peningkatan kebutuhan untuk mengadakan perbaikan, mengidentifikasi proyek untuk mendiagnosis kesalahan, menemukan penyebab kesalahan, mengadakan perbaikan-perbaikan, proses yang telah diperbaiki berada dalam kondisi operasional yang efektif, dan menyediakan pengendalian untuk mempertahankan perbaikan atau peningkatan yang telah dicapai.
Selanjutnya Juran memperkenalkan manajemen mutu strategis (strategic quality management), yaitu suatu proses tiga bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang memberi konstribusi unit terhadap peningkatan mutu. Manajer senior memiliki pandangan strategis tentang organisasi; manajer menengah memiliki pandangan operasional tentang mutu; dan para karyawan memiliki tanggung jawab terhadap kontrol mutu.[4]
Juran mengatakan 85 persen masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi adalah sebuah desain proses yang kurang baik. Sehingga penerapan system yang benar, akan menghasilkan mutu yang benar.[5]
Segala bentuk permasalahn ditanggung sendiri oleh seorang manajer. Menurut Juran ada tiga tahap dalam menangani masalah tersebut, yakni:
1.      Manajer senior
2.      Manajer menengah
3.      Dan karyawan.
Dalam menyikapi masalah tersebut secara bertahap, dan secara keseluruhan diselesaikan sendiri oleh seorang manajer.

C.    Analisa Mutu Pendidikan Yang Ada Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) El-Haq Yang Ada Di Desa Banjarsari Kecamatan Buduran Kab. Sidoarjo
Mutu pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan lembaga tersebut berada dibawah naungan Dinas pendidikan setempat atau berada di bawah naungan Departemen Agama. Sehingga kebijakan dalam lembaga pendidikan tersebut bisa berjalan sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan sejak pertama kali didirikan.
Analisa yang kami ambil bersumber pada kepala sekolah SD IT El-Haq, yakni Achmad Muslimin, M.Pd.I. Beliau sudah menjabat selama tiga tahun berjalan. Sudah banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat, dan mampu berjalan dengan baik di SD IT El-Haq.
Menurut beliau ada beberapa indikator-indikator sekolah yang bermutu, yakni :
1.      Secara kuantitas, jumlah murid bertambah dari tahun ke tahun.
2.      Ditinjau dari kualitas, hasil pembelajaran yang diberikan guru kepada murid banyak prestasi yang diraih.
3.      Sarana dan prasarana terus berkembang.
4.      Guru memberikan pembelajaran secara maksimal.
Beberapa tahun terakhir ini, SD IT El-Haq jumlah murid selau bertambah. Hal ini dapat dilihat empat tahun yang lalu, jumlah rombongan belajar berjumlah dua kelas. Dan ditiga tahun kemarin sudah mencapai tiga rombongan kelas. Ditiap-tiap kelas berjumlah 30 siswa dan didampingi dua orang guru.
Seorang guru adalah sebagai motivator kepada siswa-siswanya. Hal ini menjadi penyemangat tersendiri bagi guru-guru di SD IT El-Haq. Presatasi yang didapat pun berlimpah. Baik prestasi akademik maupun non akademik.
Kondisi sarana dan prasarana yang ada di SD IT El-Haq cukup baik. Hal ini dibuktikkan dengan adanya Air Condition (AC) di tiap-tiap kelas. Dan pembangunan terus berjalan khususnya penambahan jumlah kelas, ruang Laboratorium bahasa. Perkembangan SARPRAS tidak berjalan dengan cepat, karena biaya operasinal yang besar. Beberapa pembayaran sekolah khususnya SPP dibuat model subsidi silang. Apabila ada murid yang tergolongan menengah ke bawah, akan mendapatkan keringanan.
Peran guru harus maksimal. Seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan umum saja, namun pengetahuan agamanya juga harus diberikan. Dengan harapan ilmu dunia dapat dan ilmu akhirat pun dapat. Karena penanaman akhlak pada siswa lebih baik diberikan sejak dini. Sebagai benteng keimanan kokoh untuk menegakkan ajaran agama Islam.
Beliau juga memberikan tambahan yang cukup sederhana. Mutu pendidikan dapat dilihat dari dua aspek, yakni :
1.      Lulusan diterima dijenjang berikutnya.
2.      Di lingkungan masyarakat pun dapat diterima.
Dua kalimat yang disampaikan oleh bapak Achmad Muslimin, cukup sederhana sekali. Akan tetapi, apabila dikaji maknanya pun mendalam. Setiap lembaga pendidikan yang bermutu pasti menginginkan lulusan siswanya, bisa diterima di jenjang berikutnya. Dan yang kedua, lembaga pendidikan yang bermutu dinilai langsung oleh masyarakat. Efek dari sekolah yang bermutu dirasakan oleh masyarakat langsung.
Visi dan misi dari pada SD IT El-Haq adalah mencetak generasi Qur’ani berprestasi dan berbudaya lingkungan. Dengan tujuan dan harapan siswa-siswi SD IT El-Haq mampu menjalankan Al-Qur’an dan Al-Hadist dan berperilaku cinta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
a.      Analisa 14 point menurut Deming
No
W. Edward Deming
Analisa di SD IT El-Haq
Ya
Tidak
1
Menciptakan usaha peningkatan produk dan jasa, dengan tujuan agar bisa kompetitif. Sekolah harus memiliki rencana jangka panjang yang didasarkan pada visi masa depan dan inovasi baru dan harus secara terus-menerus berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan sekolah;

ü   

2
Mempelajari dan melaksanakan filosofi baru, baik oleh pemimpin maupun staf. Sekolah tidak akan mampu bersaing jika tetap bertahan dengan yang ada sekarang, sekolah harus membuat perubahan dan mengadopsi metode kerja yang baru;

ü   

3
Hindari ketergantungan pada inspeksi masa untuk mencapai mutu, inspeksi tidak akan menjamin atau meningkatkan mutu. Sekolah perlu memberikan pelatihan kepada para staf tentang teknik-teknik yang dibutuhkan untuk meningkat mutu mereka sendiri;

ü   

4
Mengakhiri praktik kegiatan yang menggunakan penghargaan dengan angka atau uang saja. Harga tidak memiliki arti apa-apa tanpa ukuran mutu;


ü   
5
Memperbaiki secara konstan dan terus-menerus terhadap sistem layanan mutu dan produktivitas;

ü   

6
Membudayakan dan melembagakan pendidikan dan pelatihan untuk perbaikan mutu;

ü   

7
Mengajarkan dan melembagakan kepemimpinan. Kerja manajemen bukanlah mengawasi, melainkan memimpin dan mendorong proses peningkatan mutu yang lebih baik;

ü   

8
Menghilangkan rasa takut agar setiap orang tumbuh kepercayaan dirinya untuk bisa bekerja secara efektif dan produktif;

ü   

9
Menguraikan kendala-kendala antar bidang atau bagian. Masing-masing orang dalam bidang yang berbeda harus dapat bekerja sama dalam sebuah tim yang kompak;

ü   

10
Menghilangkan tekanan-tekanan yang bisa menghambat perkembangan pegawai, sehingga mampu meningkatkan produktivitas;

ü   

11
Menghilangkan standar kerja yang menggunakan kuota berdasarkan angka-angka (numerik). Bekerja yang mendasarkan pada kuota numerik akan menyebabkan terjadinya pemotongan dan penyusutan mutu;

ü   

12
Menghilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan akan keahliannya;

ü   

13
Melembagakan program pendidikan yang meningkatkan semangat dan kualitas kerja; dan

ü   

14
Menempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi menuju sebuah kultur mutu.

ü   


b.      Analisa penyakit mutu Menurut W. Edward Deming
no
Penyakit mutu
Menurut W. Edward Deming
Analisa di
SD IT El-Haq
Ya
tidak
1
kurangnya konstannya tujuan

ü   
2
pola pikir jangka pendek

ü   
3
evaluasi prestasi individu
ü   

4
rotasi kerja yang terlalu tinggi

ü   
5
manajemen yang menggunakan prinsip angka yang tampak

ü   

c.       Menurut Deming Kegagalan mutu yang disebabkan oleh dua faktor, yakni umum dan khusus. Faktor umum, yakni  internal daripada system manajemen itu sendiri dan faktor khusus, yakni eksternal yang yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut, seperti halnya sarana prasarana, tenaga keguruan dll.  
Kepala sekolah SD IT El-Haq pun sependapat dengan kegagalan mutu menurut Deming. Kedua  faktor tersebut dapat mengahambat dalam mengembangkan sekolah yang bermutu. Apabila terjadi persoalan, kepala sekolah sebagai seorang manajer bertanggung jawab di bawah komando kepala yayasan dan diselesaikan secara bersama-sama.
Kepala sekolah SD IT El-Haq mengatakan tidak sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Joseph M. Juran. Secara keseluruhan kebijakan-kebijakan hampir ada kesamaan dengan pemikiran mutu yang digagas oleh Deming.
Dengan demikian peran seorang manajer sangat dibutuhkan kehadirannya. Sebagai nahkoda yang memimpin terdepan membawa sekolah menuju yang lebih baik. Sekolah yang berbasis agama, khususnya agama Islam yang menjadi kebutuhan masyarakat di zaman sekarang ini.
Bapak kepala sekolah memberikan gambaran secara umum keunggulan di SD IT El-Haq, yakni pembelajaran Tahfidz dan mengaji. Kedua program unggulan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar. Para orang tua berupaya menyekolahkan putra-putrinya di SD IT El-Haq. Karena mendapatkan bekal ilmu mengaji dan hafalan surat-surat pendek, khususnya juz 30. Pada dasarnya target lulus dari SD IT El-Haq anak-anak sudah mampu menghafal 5 Juz.
Kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Apabila hanya mengandalkan di sekolah tentunya hasilnya juga belum maksimal. Peran orang tua di rumah membimbing anak-anak juga sangat penting. Dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik, yakni mencetak generasi qur’ani berprestasi dan berbudaya lingkungan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepala sekolah SD IT El-Haq pun sependapat dengan kegagalan mutu menurut Deming. Kedua  faktor tersebut dapat mengahambat dalam mengembangkan sekolah yang bermutu. Apabila terjadi persoalan, kepala sekolah sebagai seorang manajer bertanggung jawab di bawah komando kepala yayasan dan diselesaikan secara bersama-sama.
Kepala sekolah SD IT El-Haq mengatakan tidak sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Joseph M. Juran. Secara keseluruhan kebijakan-kebijakan hampir ada kesamaan dengan pemikiran mutu yang digagas oleh Deming.
Dengan demikian peran seorang manajer sangat dibutuhkan kehadirannya. Sebagai nahkoda yang memimpin terdepan membawa sekolah menuju yang lebih baik. Sekolah yang berbasis agama, khususnya agama Islam yang menjadi kebutuhan masyarakat di zaman sekarang ini.
B.     Saran
Oleh karena itu, kami memberikan saran agar pola manajemen dalam sebuah pendidikan harus difikir bersama, dan menjadi tanggung jawab bersama pula. Dengan adanya kerja sama, segala bentuk permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga lembaga pendidika tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi.

DAFTAR ISI

Sugiono, Metodo Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008),
Sallis, Edward, Total Quality Management in Education , (Jogjakarta: IRCiSoI, Cet-7, 2008)
Wawancara dengan kepala sekolah SD IT El-Haq pada hari senin tanggal 14 Desember 2016






















PROFIL  SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

A. IDENTITAS
  1. Nama Sekolah                                                 : Sekolah Dasar Islam Terpadu
  2. Alamat / Desa                                                 : Banjarsari
  3. Kecamatan                                                      : Buduran
  4. Kabupaten                                                       : Sidoarjo
  5. No. Telepon                                                    : 031 8012710
  6. Status Sekolah                                                : Swata
  7. Akreditasi                                                       : A
  8. Tahun Akreditasi                                            : 2012
  9. SPP Perbulan                                                  : Rp. 175.000,-
  10. Tahun Pendirian                                              : 2005
  11. Status                                                              : SHM
  12. Luas Tanah                                                      : 3500 m2
  13. Luas Bangunan                                               : 200 m2

B. DATA JUMLAH SISWA :
NO
Kelas
Jumlah Siswa
Keterangan
1
1
88

2
2
90

3
3
56

4
4
56

5
5
53

6.
6
29

Jumlah
372


C. JUMLAH RUANG KELAS / ROMBEL :
NO
Kelas
Jumlah Rombel
Keterangan
1
1
3

2
2
3

3
3
2

4
4
2

5
5
2

6.
6.
1

Jumlah
13



D. KEADAAN GURU DILIHAT TINGKAT PENDIDIKAN
NO
Keahlian
Pendidikan
KET
SMA
D1
D2
S1
S2

1
Pendidikan Guru SD



1


1
Matematika dan Tematik



4


2
PA Islam



7


3
Bahasa Arab



6


4
Bahasa Inggris



3


5
KTK






6
Pramuka
2





8
Tapak Suci



2



E. DATA GURU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 :
  1. Jumlah Guru                                                    : 25  orang                                    
  2. Guru Tetap Yayasan (GTY)                           : 20  orang
  3. Guru Tidak Tetap Yayasan (GTTY)               : 5   orang
  4. Tenaga Tata Usaha                                         : 3   orang
  5. Satpam dan kebersihan                                   : 3  orang



Sidoarjo, 13 Desember2016
KEPALA SDIT EL HAQ BUDURAN


Achmad Muslimin,S.Pd.I








Gambar 1 : Yayasan Pendidikan dan Sosial EL-HAQ


















Gambar 2 : Para Guru SD IT EL-HAQ









                                                                                                                 

   Gambar 3 : salah satu sarana dan prasarana di SD IT EL-HAQ












Gambar 4 : Wawancara Dengan Kepala Sekolah SD IT EL-HAQ



[1] Sugiono, Metodo Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008), hal.55
[2] Sallis, Edward, Total Quality Management in Education , (Jogjakarta: IRCiSoI, Cet-7, 2008) hlm.96-97
[3] Ibid, 48-49.
[4] Ibid, 52-53.
[5] Ibid, hal 108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar