Senin, 18 Agustus 2014

MAKALAH
Memahami Kandungan Hadist Tentang Metode Pengajaran
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas  Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013 Hadist Tarbawi )
ALUMNI STAI AL KHOZINY SIDOARJO
Kelompok 8 :
1.      Abdul Munthalib                 (2011791101845)
2.      Ari Nur. H                            (2011791101867)
3.      Emir Setyo. B                       (2011791101883)
4.      Imam Ali. A                         (2011791101888)
5.      M. Rahmad Wahyudi         (2011791101905)
Dosen Pembimbing :
Moh. Khairuddin, M.PdI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI AL-KHOZINY
BUDURAN SIDOARJO
2013
LEMBAR PENGESAHAN

            Makalah ini telah disetujui dan disahkan sebagai tugas  Semester  Genap Tahun Akademik 2012/2013. Dosen pembimbing makalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-khoziny Buduran Sidoarjo, dan hasilnya dapat diterima

Pada tanggal
……………………….
Mengesahkan
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-khoziny Buduran Sidoarjo
Dosen

Moh. Khairuddin, M.PdI                                                  




KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT, penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
            Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat Nabi Muhammad Saw, juga kepada segenap keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan sunnahnya.
            Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen Moh. Khairuddin, M.PdI yang telah memberikan tugas makalah ini sebagai tugas  Semester Genap Tahun Akademik 2012/2013, dan juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu, mengarahkan dalam penyelesaian makalah ini.
            Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri atau pun orang lain. Penulis berdo’a semoga amalan, bantuan dari pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini diterima Allah SWT, dan dicatat sebagai amal ibadah yang berlipat ganda. Amien

Sidoajro, Maret 2013
Penulis 




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………...……………………..…..….i
LEMBAR PENGESAHAN………………………….…………………..……….….ii
KATA PENGANTAR………………………………..………………....………..…iii
DAFTAR ISI………………………………………...………………..…...………...iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah………………………………………………………5
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………….….6
BAB II PEMBAHASAN
1.      Metode keteladanan atau demonstrasi…………………………………….7
2.      Metode pembiasaan dan hukuman………………………………………...8
3.      Metode dialog atau hiwar atau Tanya jawab……………………………...9
4.      Metode perumpamaan……………………………………………………10
5.      Metode ceramah………………………………………………………….12
6.      Metode targhib dan tarhib………………………………………………..13
7.      Metode pengulangan dan latihan………………………………………...15
8.      Metode mauizhah………………………………………………………...16
BAB III PENUTUP
A.    SIMPULAN………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………….…………….20



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting bagi kita semua, baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang yang lanjut usia. Di dalam pendidikan banyak terdapat aturan-aturan atau unsur-unsur yang harus dilakukan untuk melakukan pendidikan. Salah satunya metode, metode yang dibicarakan disini adalah metode lemah lembut atau kasih sayang yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW yang berkenaan tentang hal tersebut. Memilih metode mengajar, dan macam-macam metode edukasi. Yang mana dengan membahas atau mempelajari hal ini kita dapat mengetahui arti metode, cara memilih metode pengajaran, macam-macam metode dan tidak lupa pula kita tahu apa yang dimaksud dengan metode kasih sayang atau lemah lembut.
Mengingat mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar yang harmonis dan menyenangkan, maka diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar guru dengan perkataan lain proses belajar mengajar merupakan proses intraksi edukatif antara guru dengan siswa dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut oleh sebab itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa.
Sebelum membicarakan prinsi-prinsip metede mengajar Al-qur’an hadits, terlebih dahulu perlu dibicarakan pengertian metode mengajar. Prof. DR. Ramayulis (2001 : 2) berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar dan mengajar.
Menurut Drs. A. Muardi Chatib dan Drs. Paimun dalam buku Metodik Al-Qur’an Hadits (1982/1983 : 39) metode mengajar adalah alat atau cara untuk mencapai tujuan pengajaran, artinya tidak jauh beda dengan pendapat Prof. DR. Ramayulis.
B.     Rumusan Masalah
Masalah adalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sedangkan rumusan masalah adalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. [1]  Berdasarkan pada uraian pada latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :









BAB II
PEMBAHASAN
A.   Metode Keteladanan atau Demonstrasi
Dalam memdidik para  sahabat, Rosulullah SAW menggunakan metode salah satunya dengan keteladanan. Sehubungan dengan hal ini ditemukan hadis keteladanan dalam membentuk ketekunan mendirikan shalat. Shalat adalah ibadah yang harus dilaksanakan dengan tekun dan terus-menerus. Rosulullah SAW telah memberikan keteladanan dalam mendirikan shalat, termasuk shalat malam (tahajjud). Sehubungan dengan ini, terdapat hadis sebagai berikut.







Aisyah ra. Meriwayatkan bahwa Nabi SAW mendirikan shalat pada waktu malam sehingga bengkak kedua kakinya, lalu Aisyah bertanya, “Ya Rosulullah, mengapa engkau mendirikan (shalat) sampai seperti ini? Padahal, Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. “Beliau menjawab, “Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur?” Ketika badannya gemuk, beliau shalat malam dalam keadaan duduk. Apabila beliau hendak ruku’, maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku’. (HR. Al-Bukhari)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Rosulullah SAW telah mendidik sahabatnya mendirikan shalat dengan metode keteladanan. Beliau menggunakan metode ini tentu dengan pertimbangan yang matang. Untuk semua aspek pendidikan shalat, metode keteladanan ini dipandang sebagai suatu metode yang efektif.  Menurut Linda dan Richard Eyre, contoh selalu menjadi guru yang baik dan yang dapat diperbuat seseorang dapat berdampak luas, lebih jelas, serta lebih berpengaruh dari pada yang dikatakan.[2]
Penggunaan metode demonstrasi dalam pengajaran kaifiyah shalat ini merupakan hal yang sangat tepat. Hal itu dapat dipahami karena kesesuaian metode dengan kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik. Dalam mendirikan shalat, umat Islam diperintahkan agar mengikuti cara yang dilakukan oleh Rosulullah SAW.

B.   Metode Pembiasaan dan Hukuman
1.      Metode Pembiasaan
Sehubungan dengan penggunaan metode pembiasaan dalam pendidikan, dapat dilihat hadis sebagai berikut.






Dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kekeknya, Rosulullah SAW berkata, “Suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia berumur 10 tahun. (Pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Hadis di atas menginformasikan beberapa hal, yaitu (a) orang tua harus menyuruh anaknya mendirikan shalat mulai berumur 7 tahun, (b) setelah berumur 10 tahun ternyata anak meninggalkan shalat, maka orang tua boleh memukulnya, dan (c) pada saat usia 10 tahun itu juga, tempat tidur anak harus dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, juga antara anak dan orang tua.
Dalam metode belajar ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan, misalnya ketika mempraktikkan gerakan olahraga, musik, menari, melukis, mempraktikkan benda-benda elektronik, dan sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat atau haji.[3] Orangtua diperintahkan mendidik anak mendirikan shalat setelah berusia tujuh tahun. Hal itu dilakukan untuk mempermudah proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan syarat-syarat penggunaan pembiasaan yang dikemukakan oleh Ahmai Arief. Menurutnya, pembiasan itu dimulai sebelum terlambat dan hendaklah dilakukan secara bersinambungan, teratur dan terprogram.[4]
Selain metode pembiasaan, hadis di atas juga memuat metode hukuman. Rosulullah SAW menyuruh orangtua memukul anak apabila meninggalkan shalat setelah berusia 10 tahun.

C.   Metode Dialog atau Hiwar atau Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan cara  guru menganjukan pertanyaan dam murid menjawab. Dengan kata lain, suatu metode  di dalam pendidikan di mana guru bertanya dan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.[5] Berkaitan dengan ini, terdapat hadis berikut.





Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rosulullah SAW lalu bertanya, “Ya Rosulullah, siapa  orang yang berhak (pantas) mendapat perlakuan baikku?” Rosulullah menjawab “Ibumu.” Laki-laki itu berkata lagi, “Siapa lagi?” Rosulullah menjawab, “Kemudian ibumu.” Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Rosulullah menjawab, “Ibumu.” Laki-laki itu berkata lagi (untuk kali yang keempat), “Kemudian siapa lagi?” Rosulullah menjawab, “Sesudah itu, ayahmu.” (HR. Al-Bukhari)

Dari hadis di atas memuat informasi bahwa Rosulullah SAW menggunakan metode dialog dalam mendidik atau mengajar sahabatnya. Dialog ada yang diawali dengan pertanyaan sahabat kepada Nabi dan ada pula yang diawali dengan pertanyaan beliau kepada sahabat.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa metode Tanya-jawab (dialog atau hiwar) yang sudah digunakan oleh Rosulullah SAW  sejak 14 abad yang lalu ternyata sesuai dan di akui oleh pakar pendidikan modern.

D.   Metode Perumpamaan
Perumpamaan berarti memberi contoh, yaitu menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan, lalu menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar.[6] Sehubungan dengan ini ditemukan hadis sebagai berikut.







Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan  bahwa Rosulullah SAW bersabda, “Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-qur’an adalah bagaikan buah utrujjah. Aromanya harum, dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-qur’an adalah bagaikan buah tamar (kurma). Aromanya tidak ada, tetapi rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-qur’an adalah bagaikan buah raihanah. Aromanya harum, tetapi rasanya pahit. Perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca Al-qur’an adalah bagaikan buah hanzalah. Aromanya tidak ada dan rasanya pahit.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Berdassarkan hadis di atas dikemukakan terdapat nilai-nilai kependidikan sebagai berikut.
1.      Rosulullah SAW mengemukakan perbandingan kualitas manusia dengan buah-buah yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat dalam kehidupan manusia. Itu sekaligus merupakan alternatif bagi manusia untuk menempatkan dirinya.
2.      Iman yang benar perlu dibuktikan dengan amal yang shaleh. Amal yang baik perlu dilandasi oleh iman yang benar. Keserasian keduanya dapat mengangkat derajat manusia di sisi Allah.
Setelah memperhatikan tujuan dan dampak yang ingin diperoleh di atas, sebaiknya pendidik menggunakan metode perumpamaan ini dalam pendidikan Islam. Perumpamaan yang terbaik adalah perumpamaan Qurani dan Nabawi, yaitu perumpamaan yang terdapat dalam Al-qur’an dan hadis.

E.   Metode Ceramah
Metode ceramah ialah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.[7]
Dari penjelasan diatas kita sudah tahu apa itu metode, dasar pertimbangan memilih metode mengajar, dan macam-macam metode. Sekarang kita masuk kedalam pembahasan yaitu metode lemah lembut atau kasih sayang. Jadi, metode lemah lembut atau kasih sayang adalah metode pendidikan atau cara mendidik anak atau individu atau orang banyak dengan kasih sayang serta dengan kelembutan.
Sehubungan dengan metode ini ditemukan hadis sebagai berikut.








Dari Abdullah bin Umar, Rosulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istigfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian banyak yang menjadi penghuni neraka.” Mereka berkata, “Mengapa demikian, wahai Rosulullah?” Beliau bersabda, “Kalian banyak melaknat dan mengngkari (kebaikan) pasangan. Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya menghilangkan akal seorang laki-laki yang tengah dari pada salah seorang di antara kalian.” (HR. Al-Bukhari)

Hadis ini menginformasikan bahwa Rosulullah SAW memberikan ceramah kepada para wanita dengan materi anjuran bersedekah. Setelah beliau menyampaikan materi ceramah, sahabat wanita bertanya, ia meminta penjelasan lebih lanjut kepada beliau. Dengan demikian, beliau menggunakan metode ceramah dan dialog dalam menyampaikan pesan-pesan mauizahah kepada para sahabat.
Untuk mengantisipasi kepasifan ddan kejenuhan peserta didik karena metode ceramah, pendidik perlu mengombinasikan metode ini dengan metode-metode lain yang relevan. Apabila kita mengambil pelajaran dari hadis di atas, maka terlihat bahwa Rosulullah SAW  melengkapi ceramahnya dengan metode dialog atau Tanya-jawab.

F.    Metode Targhib dan Tarhib
Targhib  adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan, kelezatan dan kenikmatan. Namun, penundaan itu bersifat pasti, baik, murni, dan dilakukan melalui amal shaleh atau pencegahan diri dari kelezatan yang membahayakan (pekerjaan buruk). Satu hal yang jelass, semua dilakukan untuk mencari keridhaan Allah dan itu merupakan rahmat bagi hamba-hamba-Nya.[8]
Rosulullah SAW banyak menggunakan targhib dalam mendidik sahabat (umat)nya. Diantaranya dapat dilihat dalam hadis berikut ini.







Abdullah bin  Mas’ud meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda :Siapa yang membaca satu huruf Al-Qu’an mendapat pahala satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi)

Dengan metode ini, beliau menggugah dan menimbulkan semangat rasa senang pada diri peserta didik (sahabat) untuk melakukan sesuatu. Beliau menyampaikan informasi yang menyenangkan hati berupa janji pahala dari Allah SWT untuk orang yang mengerjakan suatu kebaikan.
Sementara itu, tarhib  adalah ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan atau perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Selain itu juga karena menyepelekan perlaksanaan kewajiban yang telah diperintahkan-Nya.[9]
Sehubungan dengan ini terdapat hadis, antara lain sebagai berikut.



Ummu Aiman meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meninggalkan shalat dengan sengaja karena orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja terlepas dari naungan Allah dan Rosul-Nya.” (HR. Ahmad)


Berdasarkan hadis-hadis di atas, pendidik Islam dapat menggunakan metode targhib atau tarhib ini secara seimbang. Jangan hanya menggunakan targhib saja, sedangkan yang tarhib dibiarkan. Jangan pula sebaliknya. Mana yang lebih besar porsinya dapat ditentukan setelah melihat karakter peserta didik.

G.  Metode Pengulangan dan Latihan
Menurut Ali Al-Jumbulati, psikologi modern memandang bahwa pengulangan merupakan salah satu metode belajar yang baik, karena dapat memperbaiki pengetahuan pada tahap permulaan yang bersifat global (seperti yang telah diuraikan dalam teori Gestalt).[10]





Umar bin Al-Khaththab meriwayatkan bahwa seorang laki-laki berwudhu lalu ia meninggalkan membasuh tumitnya selebar kuku. Hal itu dilihat oleh Nabi SAW lalu beliau bersabda, “Ulangilahh dan perbaiki wudhumu. Selanjutnya, laki-laki itu mengulang wudhunya lalu shalat.” (HR. Al-Bukhari)


Dalam hadis ini, Rosulullah SAW mengajarkan car beerwudhu setelah melihat ada rukun wudhu sahabat yang tidak sempurna. Beliau menyuruh sahabat itu untuk mengulanginya.
Pengajaran memerlukan banyak pengulangan. Pengulangan bahan yang telah dipelajari akan menguatkan hasil belajar. Dalam pelaksanaanya, pengulangan dapat dilakukan ssebelum pemberian materi pelajaran dan dapat pula sesudah penyampaian bahan pelajaran.
Metode praktik langsung dan pengulangan ini sangat penting dalam pembelajaran agama Islam terutama masalah ibadah, agar peserta didik mampu memahai dan melaksanakan sesuai dengan kaifiyah yang benar. Tanpa praktik dan pengulangan, ilmu pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidak aplikatif dan tidak fungsional.

H.  Metode Mauizhah
Metode Mauizhah adalah mengingatkan seseorang terhadap sesuatu yang dapat meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala atau siksa, sehingga ia menjadi ingat.[11] Sehubungan ini terdapat hadis berikut.






Umar bin Abi Salamah ra berkata, “Dulu aku menjadi pembantu di rumah Rosulullah SAW. Ketika aku mengulurkan tanganku ke berbagai penjuru. Melihat itu beliau berkata, “Hai Nak, bacalah basmallah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu.” (HR. Al-Bukhari)

Riwayat di atas menyiratkan beberapa nilai tarbawiyah yang dapat kita terapkan dalam mendidik anak. Sehubungan hadis ini. Najib Khalid Al-Amir menjelaskan sebagai berikut.
1.      Rosulullah SAW senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara seorang pendidik dan anak didiknya. Dengan begitu, kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi.
2.      Waktu yang beliau pilih pun sangat tepat. Beliau segera menegur ketika kekeliruan Umar bin Abi Salamah itu terjadi berulang-berulang sebelum kebiasaan tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari.
3.      Seorang pendidik, beliau memanggil anak dengan panggilan yang menyenangkan, seperti, “Hai, Nak.” Umar bin Abi Salamah pun menyenangi panggilan tersebut. Cara tersebut cukup efektif untuk menarik perhatian anak sehingga mereka tidak kesulitan menerima nasihat.
Memberikan mauizhah atau nasihat meeupakan pekerjaan penting dan sering kali efektif dalam pendidikan Islam. Akan tetapi, banyak orang yang tidak menggunakannya, bahkan juga orangtua. Seyogianya, pendidik banyak menggunakan ibrah (nasihat) yang menyentuh, menyejukkan hati, dan menggugah emosi peserta didik seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW.



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar. Kendali pembelajaran bukan berada di tangan guru atau pendidik seutuhnya. Aktor pembelajaran adalah siswa. Guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan banyak terlibat secara aktif, otomatis siswa tidak akan merasa bosan. Justru para siswa akan merasa senang dan bergairah.
Untuk itu metode yang digunakan harus disesuaikan antara motivasi, kebutuhan, dan minat dengan kematangan, perbedaan individu, pembawaan anak serta kemampuan anak. Semua prinsip-prinsip itu harus diperhatikan atau deiketahui oleh seorang guru dalam mengajar Al-Qur’an Hadits maupun pelajaran yang lain. Sifat Rasulullah yang selalu lembut dalam menghadapi segala masalah pada masanya, beliau tidak menghujat ataupun mencaci hal-hal yang sifatnya sepele. Sunnguh telah ada Suri tauladan yang baik dalam diri Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. 
Jadi disini saya menyimpulkan dari isi kandungan hadits Nabi Muhammad SAW tersebut dengan metode pendidikan sekarang, kita bisa melakukan pengajaran dengan lemah lembut dan kasih sayang juga. Dengan cara mengintegrasikan antara komponen metode pendidikan sekarang dan sopan santun, pengertian, lemah lembut kepada peserta didik atau siapa pun yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kalau di dalam agama Islam hal ini bisa kita pelajari dalam pelajaran akhlak atau adab.

Demikianlah sedikit ringkasan tentang bagaimana metode pengajaran Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya, semoga bisa dijadikan pelajaran yang berharga.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008), Hal.55
Linda dan Richard Eyre, Mengejar Nilai-Nilai kepada Allah, judul asli
Teaching Your Children Values, diterjemahkan Alex Tri Kantjono Widodo, (Jakarta: Gramedia, 1995) hlm. 29.
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Rosdakya, 2006), hlm. 122.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakaarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 114-115

Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. Ke-8, hlm.86..

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 143.

Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 195-205

Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, hlm. 296.

Ibid.

Ali Al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam,  (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 200.

Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, hlm. 289.



















DAFTAR  RIWAYAT  HIDUP

1.       Nama Lengkap                                    : M Rahmad Wahyudi
TempatTanggal Lahir                        : Kediri, 08 November 1992
Alamat                                                  : Dsn. Sumber Agung Ds. Krecek Badas-Kediri
NIM                                                       :2011791101905
Jurusan                                                  : Tarbiyah (PAI)
Semester                                                : IVB (Empat)
No. Telepon                                          : 085 731 862 556
PENDIDKAN
1.              MI Muhammadiyan Pare-Kediri, tamatan 2005
2.              SMP Muhammadiyah 1 Pare-Kediri, tamatan 2008
3.              SMA Muhammadiyah 1 Pare-Kediri, tamatan 2011


2.       Nama Lengkap                                    : Ari Nur Hidayatullah
TempatTanggal Lahir                        : Sidoarjo, 14 November 1984
Alamat                                                  : Krian-Sidoarjo
NIM                                                       :2011791101867
Jurusan                                                  : Tarbiyah (PAI)
Semester                                                : IVB (Empat)
No. Telepon                                          : 085730456995
PENDIDKAN
1.       MI Wahid Hasyim Krian, tamatan 1997
2.       MtsN Tambakberas Jombang, tamatan 2001
3.       SMA Wahid Hasyim Krian, tamatan 2006


3.       Nama Lengkap                                    : Imam Ali Achmad
TempatTanggal Lahir                        : Sidoarjo, 10 Juli 1992
Alamat                                                  : Tanggulangin-Sidoarjo
NIM                                                       :2011791101888
Jurusan                                                  : Tarbiyah (PAI)
Semester                                                : IVB (Empat)
No. Telepon                                          : 089678183840
PENDIDKAN
1.       SD Kedensari 2 Krian, tamatan 2005
2.       MtsN As-Syafi’yah Tanggulangin, tamatan 2008
3.       MA As-Syafi’yah Tanggulangin, tamatan 2011


4.       Nama Lengkap                                    : Abdul Munthalib
TempatTanggal Lahir                        : Sampang, 12 Juli 1991
Alamat                                                  : Ds. Dempol kec. Jrengik
NIM                                                       :2011791101845
Jurusan                                                  : Tarbiyah (PAI)
Semester                                                : IVB (Empat)
No. Telepon                                          : 08967890269
PENDIDKAN
1.       MI Faqih Hasyim Siwalanpanji, tamatan 2005
2.       Mts Faqih Hasyim Siwalanpanji, tamatan 2008
3.       MA Faqih Hasyim Siwalanpanji, tamatan 2011


4.       Nama Lengkap                                    : Emir Setyo. B
TempatTanggal Lahir                        : Sidoarjo, 26 Juli 1993
Alamat                                                  : Jl. KH. Mukmin, Sidoarjo
NIM                                                       :2011791101883
Jurusan                                                  : Tarbiyah (PAI)
Semester                                                : IVB (Empat)
No. Telepon                                          : 085608268727
PENDIDKAN
1.       MINU Sidoarjo, tamatan 2005
2.       MtsN  Sidoarjo, tamatan 2008
3.       MAN Sidoarjo, tamatan 2011








[1] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008), Hal.55
[2] Linda dan Richard Eyre, Mengejar Nilai-Nilai kepada Allah, judul asli Teaching Your Children Values, diterjemahkan Alex Tri Kantjono Widodo, (Jakarta: Gramedia, 1995) hlm. 29.
[3] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Rosdakya, 2006), hlm. 122.
[4] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakaarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 114-115.
[5] Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. Ke-8, hlm.86.
[6] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 143.
[7] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 195-205
[8] Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, hlm. 296.
[9] Ibid.
[10]  Ali Al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam,  (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 200.
[11] Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, hlm. 289.